Kamis, 23 Desember 2010
Orang Indonesia & Orang Prancis, Indonesia dari Sisi Netral
Melihat sampulnya yang unik dan menggugah hati, membuat saya nekat curi-curi waktu untuk membaca buku ini.
Buku kumpulan surat, dokumen dan catatan perjalanan orang-orang prancis dari abad XVI sampai XX ini dirangkum dalam sebuah buku berjudul "Orang Indonesia dan Orang Prancis" hasil karya seorang doktor sejarah dan geografi lulusan Universitas Sorbonne, Paris, bernama Bernard Dorleans.
Buku yang mencantumkan pengantar singkat dari Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Renaud Vignal ini, dimulai dari sebuah cerita catatan perjalanan seorang saudagar kapal ternama Prancis bernama Jean Ango di pulau Sumatera.
Buku ini terbebas dari sudut pandang resmi atau pandangan kolonial belanda sehingga membuat buku ini tertulis apa adanya dan tak dibuat-buat.
Seperti contoh dalam bab 1 berjudul "Perjalanan Pertama Orang Prancis ke Hindia-Timur" disitu tertulis bagaimana perawakan orang melayu dan sikapnya yang "....
Disini kita bisa melihat bagaimana lucunya tingkah polah orang-orang jaman dulu, dan beberapa kisah sukses yang patut dicontoh
maaf gak bisa lanjutin lagi, tulisan ini bikin saya jadi ingat dengan tugas resensi novel saya yang belum rampung !! -_____-
Rabu, 22 Desember 2010
Perancis Dengan Inggris
Alkisah, disebuah negeri indah di Normandia, Prancis, tahun 1027, lahir seorang anak tak sah bernama William. Walaupun anak haram, Pangeran Robert I tak punya anak laki lain sbg pengurus, ya udah jd william yg jadi putra mahkota.
True Story which converted (?) to be a Fairy Tale
Selasa, 21 Desember 2010
Tales of Random in early century (?)
Hikayat bangsa Barat Vs Asia
Vertigo
Lights go down
It's dark
The jungle is your head
Can't rule your heart
I'm feeling so much stronger
Than I thought
Your eyes are wide
And though your soul
it can't be bought
your mind can wander
Hello, Hello
Hola!
I'm at a place called vertigo
It's everything I wish I didn't know
Except you give me something I can feel
Feel
The night is full of holes
Those bullets rip the sky
Of ink with gold
They twinkle as the boys play rock and roll
They know that they can't dance
At least they know
Kalangan Maut
Jumat, 05 November 2010
Tarot
gue tadi setelah wawancara panitia gado-gado diramal lho sama puput
dan gue minta diramal soal masalah Kehidupan, sebenernya dia bisa ngeramalin tentang masalah percintaan tapi dengan lebih spesifik lagi, karena gue nggak siap kalo denger jodoh gue adalah tukang abu gosok, makanya gue milih diramal masalah kehidupan.
beginilah hasilnya :
by the way, gue bingung siapa si cowok ini ? karena setau gue, gue lagi nggak deket sama anak seangkatan gue, satupun. kalaupun gue lagi deket sama cowok, itu beda angkatan (senior) atau temen seangkatan gue tapi dia LEBIH muda beberapa bulan dari gue
nah lho siapa ya ? -____________________-"
SEKOLAH
"lo bakal naik kelas, beda dari orang-orang yang gue bacain tarot sebelumnya, cuma lo yang menunjukan bahwa lo itu bisa mencapai kemenangan, bukan cuma keselamatan (naik kelas)"
Amien ya allah amieeeeeeen :D
besok senen gue bakal nanya sama puput soal masalah jodoh lebih spesifik, gue bingung siapa cowok itu, uwooooooooh
Kamis, 04 November 2010
Kalau saya begini artinya saya tertarik
Jumat, 29 Oktober 2010
Nikah kok dipaksa
Percaya nggak lo masih ada praktek kawin paksa di zaman kayak gini ?
kalo gue sih percaya, di sinetron aja suka ada...
X : "Ma, aku mau sama si Bejo aja"
Y : "nggak ! nggak bisa ! mama sudah jodohin kamu sama anaknya Dokter Harun yang ganteng itu !"
X : "tapi aku nggak cinta !"
Y : "nggak mau tau, kamu harus sama dia !"
nah... itu juga termasuk kawin paksa.
secara harfiah, kawin paksa itu adalah kawin yang dipaksakan...nikah yang dipaksakan deh biar tidak menimbulkan kesalahan tafsiran...
kalo jaman sebelum kemerdekaan, maklum aja sih gue kalo misalnya masih banyak praktek kawin paksa. soalnya wanita masih terkekang buat ngeluarin pendapatnya, istilahnya yaa manut aja deh sama semua perkataan orang tua.
kalo sekarang ? gue nggak habis pikir, kenapa mereka nggak ngeberontak aja pas disuruh kawin paksa ?
nah, lama-lama gue tau kenapa mereka nurut ketika dipaksa...
ini semua buat ngebahagiain orang tua.........
mereka nggak berani ngelawan karena takut di cap sebagai anak yang durhaka. kalo masalahnya udah kayak gini sih, gue udah nggak bisa ngomong apa-apa lagi.
"kita dari janin aja udah nyusahin ortu, ngelahirin kita aja sampe bikin ibu kita kesakitan, belom lagi perbuatan kita pas udah hidup didunia sekian tahun. Masa ortu cuma minta kita nikah, walaupun sama orang yang nggak kita mau, kok kamu nolak ? ortu cuma minta itu, tapi jika kamu minta sesuatu, pasti ortu kamu bakal kasih...." ujar pembantu gue yang sekarang udah nikah sama orang pilihan keluarganya dikampung
tapi ini kasus yang berbeda lho, ini soal masa depan kita nanti. Kita bakal menghabiskan sisa umur kita bersama orang yang TIDAK KITA CINTAI. itu bakal bikin kita menderita ? ujung-ujungnya ortu kita juga yang bakal uring-uringan buat ngehibur kita.
tapi kan kalo soal cinta nanti juga bakal tumbuh secara tiba-tiba ?
nggak ada yang jamin nanti akhirnya bakal jatuh cinta sama orang yang di pilihin itu. percaya sama gue. Karena cinta tidak tumbuh dari dalam. Dia hanya mau menerima kenyataan. Hanya karena tenggang rasa dengan bapak mamanya makanya cinta itu dipaksakan lahir.
dan kadang, orang tua itu dengan egoisnya memaksa anaknya menikah dengan orang yang tidak dia hendaki karena faktor ekonomi. contoh, buat ngebayar hutang misalnya. kok tega ya ada orang tua yang kayak gitu ? kalo misalnya mereka meminta tolong anaknya buat ngebantu ngebayar hutang kan bisa ? nggak perlu mesti di nikahin paksa.
mengutip kata Kamilia Latifah sang Pecundang ulung :
"Kawin paksa adalah pelanggaran HAM, dimana sang pengantin tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan alasan untuk menolak, dan pihak keluarga tidak ada yang mau mendengar pendapatnya.... terdengar agak otoriter, bukannya ini negara demokratis ya ? atau cuma sebatas ideologi yang diterapkan HANYA dibidang politik saja ? kehidupan demokratis bisa diterapkan dikehidupan sehari-hari ! MAKANYA KALO LAGI PELAJARAN PKN DIPERHATIIN DONG GURUNYA ! JANGAN MALAH MAENAN TWITTER MULU, MIL..."
Rabu, 27 Oktober 2010
Pembaharuan
Minggu, 24 Oktober 2010
Sistem pendidikan di Indonesia yang bikin nangis
gue copas dari sini nih : http://nofieiman.com/2007/05/pendidikan-indonesia-terbaik-di-dunia/
Resep Sukses Finlandia
Dari segi anggaran, Finlandia agak sedikit lebih tinggi dari negara lain — walau bukan yang tertinggi. Kegiatan sekolah juga hanya 30 jam per minggu. Tapi guru-guru di Finlandia adalah pilihan dengan kualitas terbaik. Untuk menjadi guru jauh lebih ketat persaingannya ketimbang melamar Fakultas Hukum atau Kedokteran. Guru juga diberi kebebasan dalam kurikulum, text-book, hingga metode pengajaran dan evaluasi.
Sistem pendidikan Finlandia memang unik. Remedial tidak dianggap sebagai kegagalan tapi untuk perbaikan. Orientasi dibuat untuk tujuan-tujuan yang harus dicapai. Penekanan ada di proses, bukan hasil. PR dan ujian tak musti dikerjakan dengan sempurna — yang penting murid menunjukkan adanya usaha. Ujian justru dipandang sebagai penghancur mental siswa.
Sejak awal, murid diajari bertanggung jawab mengevaluasi dirinya sendiri. Mereka didorong untuk bekerja secara independen. Guru tidak mesti selalu mengontrol mereka. Proses pembelajaran berjalan dua arah. Suasana sekolah boleh dibilang jadi lebih cair, fleksibel, dan menyenangkan. Namun efektif.
Guru juga tak pernah mengkritik murid yang justru dinilai membuat murid malu dan menghambat proses pembelajaran itu sendiri. Murid “boleh” berbuat kesalahan, namun guru akan memintanya untuk membandingkan dengan hasil sebelumnya. Memang tak ada sistem ranking di sini sehingga siswa merasa confident dan nyaman terhadap dirinya. Ranking dipandang hanya membuat guru berfokus pada murid-murid terbaik saja, bukan ke seluruh murid.
Finlandia sukses menggabungkan kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Di Finlandia, perbedaan antara murid berprestasi baik dan murid yang kurang sangatlah kecil. Kata seorang guru di Finlandia, “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang murid, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya!”
Sedangkan di Indonesia malah ada sejumlah guru dan kepala sekolah yang dengan bangga tidak menaikkelaskan anak didiknya. Gagal mendidik kok bangga.
Pendidikan di Indonesia
Menikmati pendidikan belasan tahun di Indonesia membuat saya miris. Penilaian berorientasi hasil, bukan proses. Pembinaan mengabaikan EQ dan SQ. Isinya hafalan, cara cepat membabat soal, dan “ilmu” yang ketika diingat malah makin membuat lupa — tanpa penekanan soal pemikiran kritis dan pembentukan sikap mental positif. Trilogi dasar aspek pendidikan kognitif-psikomotor-afektif (sengaja?) diabaikan.
Di Indonesia, kualitas guru di Indonesia juga masih (maaf) memprihatinkan. Lulusan sekolah menengah yang jempolan biasanya lari ke tempat yang mentereng: Ilmu Kedokteran, Teknik, Ekonomi, dan sebagainya. Praktis, mereka yang masuk Ilmu Pendidikan adalah “sisa” yang gagal bersaing masuk ke jurusan elit.
Contoh lain adalah UAN yang baru saja lewat beberapa waktu lalu. Sesuai PP 19/2005, UAN adalah indikator kelulusan. Namun banyak yang menilai UAN tak bermanfaat karena hanya mengkondisikan penyelewengan — demi anak didik dan sekolah terangkat citranya. Guru, kepala sekolah, dan bahkan pejabat daerah terlibat jadi tim sukses.Passing grade ditetapkan, tapi sarana, prasarana, dan sumberdaya belum terkondisikan. Begitu hasil jeblok, segala cara agar murid lulus, bukan dengan introspeksi. We want to look good, but didn’t want to be really good.
Sebagian menyayangkan jerih payah tiga tahun hanya ditentukan dalam tiga hari. Banyak murid cerdas diterima SPMB Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, tapi gagal dalam UAN. Murid cerdas justru terbebani mentalnya. Apalagi, andaikata tak lulus, mereka musti mengulang Paket C yang prestisenya kalah jauh. Dorongan belajar pada akhirnya justru sulit dibangkitkan dan hasil maksimal mustahil diperoleh.
Di sisi lain, kualitas pendidikan memang sedemikian rendahnya. Dengan passing grade yang cukup rendah dibanding negara tetangga, masih banyak juga yang tidak lulus. Ketika ada wacana untuk menaikkan standar, protes di sana-sini. Solusinya? Mungkin kembalikan saja ke sistem Ebtanas lama yang dirasa lebih “fair” dan tidak mengundang banyak masalah — sembari menunggu format UAN yang benar-benar pas buat negeri ini.
Atau, sebelum UAN, misalnya sekolah mengadakan seleksi intern sehingga hanya benar-benar murid yang siap yang bisa mengikuti UAN. Atau, UAN dilakukan dengan beberapa passing grade: yang nilainya sekian bisa mendaftar S1, yang sekian hanya bisa mendaftar diploma, yang kurang bisa mengulang tahun depan. Di Singapura, hanya murid tertentu yang qualified yang bisa lanjut S1, sementara sisanya masuk ke program diploma/poltek (atau TAFE kalau di Australia).
Atau, mencontek di negara maju, murid yang lulus UAN mendapat ijasah UAN, sementara yang tidak hanya memperoleh ijasah sekolah atau tanda tamat belajar. Di Inggris misalnya, setelah pendidikan wajib 16 tahun, murid bisa langsung kerja atau ambil A-Level selama dua tahun untuk persiapan kuliah. Di akhir program ada tes nasional dimana murid yang mendapat nilai A pada mata pelajaran utama bisa langsung masuk universitas favorit seperti Oxford, Cambridge, Imperial College, dan sebagainya.
Yang jelas, jika KBK/KTSP diterapkan, kita semua musti konsisten. Evaluasi harus berdasarkan proses. UAN tak perlu dipaksakan sebagai penentu kelulusan. Tapi sejauh mana kesiapan kita (terutama di daerah) untuk menerapkannya? Itu PR kita bersama.
Conclusion
Asumsikan 1 persen dari jumlah warga negara adalah jenius, maka “seharusnya” ada 2,2 juta orang berbakat di Indonesia. Masalahnya, bagaimana menemukan mereka, mengasah mereka, memberi mereka kesempatan, supaya mereka bisa mengembangkan potensinya. Indonesia bagus di fisika dan matematika. Indonesia juga jagoan badminton. Ada juga Crhisjon yang jago tinju. Ada juga anak pedagang rokok yang meraih juara dunia catur. Ada juga yang bisa menemukan ion motion control di elektrolit. Patut disayangkan mengapa pemerintah masih cuek dan belum piawai dalam mengasah intan mutu manikam.
Hipotesis sementara saya, pendidikan informal (dalam hal ini keluarga) masih jadi unsur terpenting untuk membentuk pribadi yang unggulan selama pemerintah belum mampu membangun sistem pendidikan yang benar-benar mumpuni. Keluarga jugalah yang jadi benteng melawan budaya instan dan pengaruh negatif lingkungan. Dan hipotesis alternatif saya, murid-murid SMP-SMA tak seburuk yang ditulis di media. Pengaruh 18.00-21.00yang jauh lebih kuat daripada masa studi 7.00-13.00 juga jadi salah satu faktor yang mendistorsi kualitas mereka sebenarnya. Wajar kalau di Finlandia, sewaktu istirahat para guru dan muridnya bermain LEGO robotic. Sementara di Indonesia, murid-murid lebih suka ngerokok, pacaran, atau tawuran sewaktu istirahat.
Anyway, sekadar cerita di sebuah rumah sakit umum di Los Angeles, ada dua kamar bersalin yang saling bersebelahan. Yang satu adalah kamar VIP sementara kamar di sebelahnya kelas ekonomi dimana pasiennya negro. Hebatnya, semua diperlakukan dengan standar yang sama. Dokter dan suster melayani dengan tulus, menyambut kelahiran dengan bahagia, dan langsung menguruskan dokumen kelahirannya. Pemerintah federal juga memberikan susu dan makanan bayi selama 3 tahun. Kata mereka, “orang tuanya sih boleh miskin dan uneducated, tapi si jabang bayi ini nggak boleh miskin dan nggak boleh uneducated.”
yah nasib nasib tinggal di indonesia
Sajak yang nggak romantis
Barak sang Pecundang
ini soal kami yang dengan bodohnya pulang ke barak
ini soal kami yang dengan gila nya malah memilih divisi lain untuk berlindung
kami memang tolol, yang membiarkan pasukan lain mendekati gedung itu
dan kelak akan mengibarkan panji mereka dengan garangnya
menunjukan eksistensi nya bahwa sekarang mereka lah yang berkuasa.
mereka lah yang menjadi adidaya di atas segalanya.
Siapa gerangan yang sudi membiarkan kami, orang yang dulu pernah berkuasa dan hampir menang, untuk kembali menapaki jalan nun jauh mendaki kembali gedung parlemen tersebut.
kita hampir mengibarkannya boy, namun godaan untuk kembali pulang telah meresapi seluruh sanubari tiap prajurit.
namun kini sesal sungguh ada, kami belum siap melihat orang lain yang bertahta diatas sana. setiap malam, dan setiap detik, angan kami membayangkan bahwa kami lah satu-satu nya yang bertahta disana. dengan sorak-sorai dari orang-orang yang ada dibawah gedung, mengelu-elukan kami sebagai pemenang yang akan mendapatkan segalanya atas penaklukan ini.
nyatanya jauh sekali. butuh waktu yang lama lagi untuk mendekati puncaknya. sudah ada orang yang penuh integritas dan dengan konsisten terus menerus naik keatas dan mendekati tempat bertambatnya panji. dulu kami sempat hampir ke puncak. sekarang kami hanya bisa berteriak menyumpahi orang yang berusaha mendekati gedung itu, kata-kata kasar kami obral agar mereka gentar, namun kami salah. seakan gedung itu yang mendekati mereka untuk dikuasai.
kita berkaca diri di sungai terdekat, kami hanya seperangkat kesatuan prajurit yang tak sebanding dengan mereka yang dengan mulusnya naik keatas. Dengan pakaian lusuh dan mental yang selembek roti, kami bagai debu mikroskopis bagi mereka.
Mau tidak mau, kita harus siap melihat mereka yang berkuasa untuk waktu yang tak ditentukan. walau kita tahu, setiap melihat gedung itu bersanding dengan panji mereka, hati ini hancur berkeping-keping, sangat ingin memusnahkan diri dengan bom untuk menghancurkan mereka. tapi kami tidak mampu. kepercayaan diri sudah hancur berkeping-keping bersama dengan runtuhnya barak kami.
ayo kita cari lagi tempat untuk dikuasai, tak ada salahnya mundur sejenak. menyesal sedikit itu wajar. dan aku bersumpah untuk tak kembali melihat monumen kegagalan ini lagi, aku berharap begitu.
Lagu menuju kenangan
Sedari kecil, gue selalu pergi dengan bokap gue, naik mobil, dan bokap gue selalu nyetelin lagu-lagu jadul yang bikin semangat. Dari mulai Air Supply, Bee Gees, Al Jeraou, dan lagu disko lainnya.
Sampai sekarang, lagu-lagu yang selalu bokap gue puterin di mobil itu bikin gue kangen masa lalu. Ahh… indahnyo…
Ini dia lagu-lagu yang bikin gue inget sama kenangan dimasa lalu :
1. Stickwitu – Pussycat dolls
Pertama kali sih gue liat video clip nya ini di MTV, dulu pas SD, setiap istirahat siang, kita selalu nonton TV yang disediain di tiap kelas sambil makan (ya ampun, I miss this moment very much ! dengan SPP yang tergolong murah, gue bisa punya TV, Karpet dan AC dikelas !”) Jujur nggak ada yang special di video clip ini, tapi lagu ini bikin gue kebayang gimanaaaaaaaa gitu. Ah gue kangen !
2. Smile – Lily Allen
Nih kalo nggak salah lagu gue pas kelas 7 ya ? hahaha ! nggak tau deh kapan, tapi gue intensif selalu mendengarkan lagu ini pas kelas 7. Pas MTV (masih sering) wara-wiri di TV dari jam 9 pagi sampe sore, gue selalu nonton ini sebelum berangkat sekolah, jam 12.30. Gue jadi inget bangku gue di kelas 7-3 dulu, duduk bareng septi kalo nggak salah. Adooohhh ! kapan gue bisa kembali lagi kesana !
3. Ready Steady Go – L’Arc-en-ciel
Siapa sih yang gak tau kalo gue suka band ini pas kelas 8 dulu ? ini lagu bener-bener bawa gue ke masa kelas 8 yang kerjaannya maen mulu. Sebenernya sih nggak lagu ini aja, lagu-lagu Laruku sampe kelas 9 juga bawa kenangan, karena lagu-lagu laruku setia menemani gue selama menghadapi pahit-manis kelas 9 menuju UAN
4. Thousand Miles – Vanessa Carlton
Video clipnya sih yang bikin gue terbang kembali ke sebuah sofa merah disebuah ruang TV, sambil dipakein kaos kaki dan disuapin makan, gue, gadis kelas 3 SD, dengan penuh takjub ngeliatin video clipnya yang menampilkan gambar-gambar yang indah. Nggak hanya gue yang merasakan kenangan ini, adek gue pun kalo denger lagu ini selalu bilang “ah, jadi inget pas jaman SD…”
5. Built to last – Melee
Mpreeeet ! gue males sebenernya dengerin lagu ini, karena ini ingetin sama kisah cinta gue yang begitu pahit kayak puyer. Pertama kali gue denger lagu ini pas kelas 8, mau berangkat les ILP, gue suka lagunya, tapi nggak tau judul dan penyanyinya. Selalu gue denger di radio, gue tungguin sampe penyiarnya bilang lagu apa yang diputerin, tapi nggak kunjung dibacain. Akhirnya gue dapet lagu ini dari Indrie ! AARGGHH ! subhanallah ! allahuakbar ! baru gue temukan 2 taun kemudian !
Lagu ini jadi ingetin gue sama masa-masa gue lagi baru-barunya naksir sama seorang oknum di kepanitiaan gado-gado…tau kan ? tau kan ? udah diem lu jangan banyak bacot -___-
6. Isn’t she lovely – Stevie Wonder
Walaupun judulnya gitu, bukan artinya gue inget lagu itu karena ingetin sama seorang cewek manis yang seperti dilagu, enak aje. Lagu ini emang romantis, tapi kenangan yang teringat sama sekali jauh dari kata romantis. Ini adalah ringtone hape gue yang ilang. Jadi setiap gue denger nih lagu, gue jadi inget hape gue yang ilang itu. Apa lagi sekarang ada iklan susu yang lagu iklannya ini, ya keinget terus jadinya hehe
7. Fantasy – Alice Nine
Lagu ini bikin gue inget lagi sama era gue jaya-jayanya mainan Friendster sampe buta. Setiap saat maenan FS mulu, testi-testian. Dan lagu ini bikin gua inget sama kak fauzan…bentar, biar nggak ada salah paham diantara kita, kak fauzan ini yang ajarin gue masukin lagu di profile FS kita. Nah ini lagu pertama yang gue masukin di profile. Terimakasih kak fauzan, jasamu tak akan pernah terlupa.
8. Mrs. Cold – King of Convenience
Lagunya asyik. Lagu ini yang menemani masa-masa kelas 10 gue pas semester akhir. Lagu ini bikin adek gue jadi inget masa-masa suramnya pas UAN.
Nanti kapan-kapan coba gue data lagi lagu apa yang bikin kenangan itu tiba-tiba muncul. Masih banyak sih, tapi kan nggak mungkin tho gue masukin semu